Kutipan Novel: The Einstein Girl

Zurich, 18 Oktober

Elizabeth tersayang,

Di sini, di dalam bungkusan ini, terdapat naskah sebuah buku yang kuselesaikan sehari setelah kau datang untuk mengucapkan selamat tinggal.

Aku menyebutnya buku meskipun sebenarnya itu belum berbentuk buku. Hanya setumpuk kertas, tidak dicetak, dan bahkan tidak berjudul. Hal-hal itu tak akan berubah saat aku masih hidup. Aku tidak berani menghubungi penerbit karena alasan yang akan jelas bagimu jika kau suda tamat membacanya. Tapi aku tetap menyebutnya bukuku, bukan tanpa alasan, karena momen saat buku menjadi sebuah buku sulit diramalkan, seperti momen saat serangkaian nada menjadi melodi. Butuh pemikiran untuk menyadari tokohnya, seperti halnya butuh pemikiran untuk mencerna sebuah melodi.

Namun, aku memintamu membawanya saat kau pergi. Berdasarkan pengalamanku, aku tahu betapa panjang perjalanan yang akan kaulalui dan kuharap cerita ini akan berguna, setidaknya untuk mengalihkan perhatianmu dari suara berisik roda-roda, pengapnya udara, dan gangguan kecil yang membosankan selama perjalanan. Aku berharap dapat menyusutkan jarak dan waktu sehingga kita bisa lebih dekat satu sama lain.

Aku juga berharap bukuku akan membantumu mempersiapkan misi yang menantimu di Berlin. Ada sesuatu dalam ceritaku yang mungkin seharusnya kukatakan sendiri kepadamu. Namun, aku mendapati bahwa dengan fiksi, seseorang dapat lebih bebas mengatakan kebenaran. Mungkin karena di dalam fiksi, kebenaran bukanlah hal yang diperlukan atau diharapkan. Kau bisa menyamarkannya dengan mudah, jadi kau hanya akan mengenalinya nanti, saat cerita dan para tokohnya telah lenyap dalam kegelapan.

Aku punya satu harapan lagi yang mungkin sangat egois, setelah kau selesai membacanya, carikanlah judul yang tepat untuk buku ini. Jika soal ini tak terselesaikan maka sebuah judul akan dipilihkan orang setelah aku mati. Dan aku sungguh membenci hal itu walaupun dalam kematian aku tidak bisa membenci apa pun.

Namun, itu nanti saja saat perjalananmu berakhir. Saat ini biarlah buku ini tetap tak bernama karena mungkin itulah jalan yang paling aman.


*salah satu bagian terindah dari buku The Einstein Girl karya Philip Sington

Comments

Popular Posts