Reverse

Kali ini kau yang pergi.

Sisa lima puluh menit sebelum waktu keberangkatan, kau terlihat begitu terburu-buru menarik koper-kopermu hingga tak ingat untuk memelukku. Aku memanggilmu sebelum kau berlalu agar kau tersadar dan berbalik mendekapku. Dalam hitungan detik, punggung itu kembali menjauh dariku, bergabung dengan wajah-wajah kaku lainnya mengejar burung besi yang telah menepi.

Kali ini kau yang pergi.

Tujuh tahun merajut jarak, dimana pertemuan menjadi perhiasan, puluhan kali kau yang ditinggalkan, kini kau yang meninggalkan. Repetisi selamat tinggal tak pernah bisa mengajarkan lengkungan ringan di bibir dengan cemerlang. Lambaian tangan memanggil-manggil untuk bersentuhan dicuri waktu. Tak ada air mata yang biasa di pipimu. Demikian siapkah kau melepasku?

Bahwa yang tidak terlihat memaksa tak tahu, beban rindu itu menekan jantungmu yang kau bawa selama kau terbang, pagi dan petang hingga tak bersuara. Kau terlalu sayang padaku, hingga sakitmu itu kau pendam sendiri agar tidak merusak bahagiaku.

Ayah, berjanjilan untuk sehat selalu.

Comments

Popular Posts