Tentang Menjadi Orang Tua
Apa bagian tersulit dari menjadi orang tua?
Bagiku, mungkin terdengar lucu. Peran itu membuka luka-luka lama pada dirimu yang tak pernah kau tahu. Peran itu menuntunmu untuk mengenal diri sendiri. Peran itu menyembuhkan luka masa lalu.
Menjadi orang tua artinya menanam sabar, memaafkan, dan menerima. Memahami bahwa kau tak sempurna, kecuali cintamu pada sang permata jiwa. Mencari tahu kenapa kau kadang begitu marah. Mungkin karena dia adalah refleksi dirimu. Kau marah karena kau takut, kau takut karena kau kecewa. Mungkin pada dirimu di masa lalu.
Saat sang permata sedih, hatimu patah. Begitupun saat dia menang, dirimu melayang, bahagia yang tak bisa diungkapkan. Hingga air mata yang bisa bicara. Mungkin karena dia adalah refleksi dirimu. Kau penuh haru karena dia bisa mencapai suka cita masa kecilmu. Teman, pengalaman, pilihan, keberanian. Luka yang sembuh pelan-pelan karena dia tumbuh mengalahkan kelemahanmu.
Lagu Nadin Amizah bertaut di telinga, benarlah keras kepalanya sama denganmu. Caranya marah, caranya tersenyum. Kau adalah cermin dari dirinya. Jangan menyerah untuk bersikap baik dan menabur benih baik padanya. Kau adalah harapan untuk tidak menularkan luka.
Lalu apa hal terbaik dari menjadi orang tua?
Menyadari tidak banyak yang bisa kau tawarkan, tapi dia tetap memilihmu menjadi ibu.
Kau bertemu dengan kekuatanmu, menjadi pribadi baru yang memperjuangkan semestamu.
Peran itu membuatmu belajar sepanjang hari. Namun kadang kau terlalu keras pada diri, hingga lupa kalau kau perlu ruang sendiri. Ruang bertumbuh. Bahwa hidup tak sekedar teori dan menyanggupi ekspektasi sana sini.
Hingga lupa bahwa posisimu begitu istimewa, doamu dijamin oleh Tuhanmu, menjadi pelindung untuknya, di masa yang semakin gila.
Comments