Kutipan Novel: Yang Galau Yang Meracau
Yang Galau Yang Meracau – Curhat (Tuan) Setan adalah buku terbaru Fahd Djibran setelah A Cat in My Eyes yang menjadi salah satu favorit saya. Buku ini menyajikan prosa-prosa yang memainkan peran kegalauan manusia untuk mempertanyakan konsep-konsep berkaitan dengan setan, cinta, dan Tuhan dilengkapi dengan lirik-lirik lagu dan kutipan-kutipan quote yang memberi jiwa pada kisah-kisah di dalamnya. Seperti biasa, berikut adalah beberapa kalimat indah yang saya temui dalam buku tersebut:
1 Pemberitahuan
:Tuhan mencolek Anda di facebook
Colek kembali
Abaikan
(Di Suatu Subuh)
Alivya,
Pertama-tama lipatlah sebuah kertas menjadi dua bagian sama besar secara horizontal. Kau akan menemukan makna bahwa segala sesuatu pada mulanya selalu merupakan persinggungan dari dua hal, dua peristiwa, dua kekuatan, dua orang yang bertemu atau dipertemukan.
Selanjutnya, setiap orang selalu butuh teman untuk berlayar, Alivya. Itulah sebabnya aku butuh kamu, seseorang yang akan menemaniku berlayar, melacak jejak “pulang”… Menuju sorga…
(Perahu Kertas)
Kita bisa membuang ingatan, tapi kita tak bisa menolak kenangan. Sebab tak semua yang kita ingat akan kita kenang, tapi semua yang kita kenang tersimpan baik dalam ingatan.
(Ziarah ingatan)
Jadi, Alivya, itulah sebabnya kukatakan kepadamu: bagiku, kaulah perempuan paling sempurna yang kumau… Sebab mencintaimu, menggenapkan seluruh hidupku.
(On “Complete and Perfect”)
Kalau saat itu datang padamu, Sayangku, mungkin aku sudah sangat tua dan rapuh dan terbaring lemah di tempat tidurku atau barangkali aku sudah tiada. Berbaik hatilah, jangan biarkan aku merana, segeralah jawab pertanyaanku: Apakah kau masih mencintaiku?
(Lagu Malam (2))
Tuhan yang maha baik,
Kami melewati masa kecil bersama, tumbuh bersama; demi jutaan tanggal dalam kalender, demi ribuan purnama yang akan kami lewati bersama, selebihnya berilah kami satu kekuatan saja: saling mencintai sampai mati. Itu saja.
(Pernikahan)
1 Pemberitahuan
:Tuhan mencolek Anda di facebook
Colek kembali
Abaikan
(Di Suatu Subuh)
Alivya,
Pertama-tama lipatlah sebuah kertas menjadi dua bagian sama besar secara horizontal. Kau akan menemukan makna bahwa segala sesuatu pada mulanya selalu merupakan persinggungan dari dua hal, dua peristiwa, dua kekuatan, dua orang yang bertemu atau dipertemukan.
Selanjutnya, setiap orang selalu butuh teman untuk berlayar, Alivya. Itulah sebabnya aku butuh kamu, seseorang yang akan menemaniku berlayar, melacak jejak “pulang”… Menuju sorga…
(Perahu Kertas)
Kita bisa membuang ingatan, tapi kita tak bisa menolak kenangan. Sebab tak semua yang kita ingat akan kita kenang, tapi semua yang kita kenang tersimpan baik dalam ingatan.
(Ziarah ingatan)
Jadi, Alivya, itulah sebabnya kukatakan kepadamu: bagiku, kaulah perempuan paling sempurna yang kumau… Sebab mencintaimu, menggenapkan seluruh hidupku.
(On “Complete and Perfect”)
Kalau saat itu datang padamu, Sayangku, mungkin aku sudah sangat tua dan rapuh dan terbaring lemah di tempat tidurku atau barangkali aku sudah tiada. Berbaik hatilah, jangan biarkan aku merana, segeralah jawab pertanyaanku: Apakah kau masih mencintaiku?
(Lagu Malam (2))
Tuhan yang maha baik,
Kami melewati masa kecil bersama, tumbuh bersama; demi jutaan tanggal dalam kalender, demi ribuan purnama yang akan kami lewati bersama, selebihnya berilah kami satu kekuatan saja: saling mencintai sampai mati. Itu saja.
(Pernikahan)
Comments