Kata-kata Favorit dari 28 Hari untuk Selamanya
Kata-kata ini saya kutip dari kumpulan frase 28 hari untuk selamanya yang ditulis secara bersambung oleh dua blogger Indonesia, ndoro kangkung dan Hanny Kusumawati . Awalnya, frase-frase tersebut diupdate secara berkala di twitter dengan hashtag #28 hari, sesuai tanggal pembuatannya, yakni bulan Februari yang berjumlah 28 hari.
Dan sukses, frase-frase tersebut bikin saya penasaran, karena kisah yang dihasilkan memang sangat sederhana, indah, dengan kata-kata yang renyah, dan membuat banyak orang jatuh cinta, termasuk saya... :)
Check it out!
1.PADA SENJA INI
Kubangun rumah ini… untukmu: telaga hidupku
Dindingnya dari anyaman pelangi
Dan atapnya dari rinai hujan
Ruang dalamnya terang oleh pendar cahaya bintang
Dan dapurnya hangat oleh sinar matahari
Kelak, aku mau rumah ini jadi sebuah album
Tempat setiap lembaran kenangan tentang dirimu kusimpan
Sampai nanti. Sampai mati!
2.Mungkin kamu akan melupakan mereka yang pernah tertawa bersamamu, tetapi kamu tidak akan pernah bisa melupakan mereka yang pernah menangis bersamamu.
3.Bintang mungkin sebuah perlambang: bahwa yang sudah mati pun bisa terus bersinar dan terlihat indah dari kejauhan, bahkan setelah bertahun-tahun kemudian.
4. Berdua, bersamamu, sepanjang waktu, tentu saja anugerah terindah hidupku. Seperti matahari bagi bumi. Hujan bagi musim panas yang lengas. Kau akan jadi gula bagi kopi pahitku. Topping strawberry bagi secawan Sour Sally-ku.
5.Aku seperti ombak yang hanya surut sebentar, kemudian berdebur kembali dengan kekuatan yang lebih besar untuk memecah tebing yang memagari kita.
5. Dari manakah datangnya luka dan air mata? Aku tak tahu. Tapi dari hidup aku belajar merasakannya. Dan lama-lama aku pun terbiasa menikmatinya. Dari sanalah aku tahu bahwa luka yang paling pedih adalah ketika kita tahu apa yang kita mau tapi tak dapat meraihnya.
6. Padahal tak banyak yang aku mau. Aku cuma ingin kamu menjadi puisiku setiap malam. Baris-baris sajak yang bisa kutulis hingga dinihari berganti pagi. Itu saja. Tidak lebih.
7. Sometimes, in our lives, we all have pain, we all have sorrow. But, if we are wise, we know that there is always tomorrow.
8. Untuk menjatuhkan cinta kepada lebih dari satu orang, kau harus memiliki jiwa yang cukup besar untuk menampung dua hati. Perpisahan kita terjadi karena ketiadaan keduanya. Jiwamu tak cukup besar untuk menampung hatiku dan hatinya; sementara cintaku dan cintanya tak cukup kecil untuk bisa menempati satu ruang bersama-sama.
10. Pada masa-masa kita yang paling kelam sekalipun, bukankah selalu kukatakan kepadamu: bahwa aku hanya butuh menangis sehari, untuk kemudian siap menjaga hatimu lagi?
11. Bagiku hidup adalah sesuatu yang tenang tapi pada dasarnya riang di dalam hati. Aku ingin seperti kembang mawar yang tidak mentereng, tapi segar.Rumput hijau yang tidak mahal, tapi bersih.
12. Di masa ketika kita—karena iklan atau pun keserakahan—dipanasi hasrat untuk punya lebih banyak barang, atau punya yang lebih baru, aku lebih suka menatap wajahmu yang tenang, adem. Sejuk. Sederhana.
13. Mengapa kamu mencemaskan burung-burung yang cuma singgah sebentar di taman? Burung-burung itu toh tak menghisap nektar atau menyesap embun di pucuk-pucuk dedaunan. Mereka hanya sejenak menumpang teduh untuk kemudian terbang lagi entah ke mana. Usahlah kamu cemas pada yang sementara. Pada mereka yang hanya mampir dan tak benar-benar tinggal.
14. Bukan. Itu bukan karena kamu adalah nomor dua, tiga, empat atau yang kesekian. Ini bukan tentang siapa nomor berapa. Hidup toh bukan matematika dan statistik. Apalagi sekadar ranking.
15. Usahlah kamu semak hati. Sebab siapakah yang dalam hidup ini tak ingin bahagia. Aku? Kamu? Rasanya kita semua mendamba bahagia. Tapi apa sebenarnya bahagia. Proses atau tujuan?
16. Bahagiaku mungkin tak sama dengan bahagiamu. Tapi aku tak hendak memaksa. Kalau bahagiamu adalah melepasku, tak akan kusesali takdirku. Sebab aku pun tahu. Bagaimana kau akan melepaskanku kalau kamu tak pernah benar-benar memilikiku?
17. Mendung dan matahari datang silih berganti. Begitu juga pasang dan surut. Siang dan malam. Selalu ada dua sisi dalam kehidupan. Maka nikmatilah rasa bosanmu sama riangnya dengan rasa senangmu.
18. Sadari saja bahwa cinta kita bukan dari sejenis yang biasa. Sesuatu yang dipahami orang-orang sebagai kebersamaan. Matahari dan bulan toh tak pernah bersama dalam satu langit—di waktu yang sama. Tapi hidup ini membutuhkan mereka. Sebagaimana hidup kita memerlukan hujan dan panas. Musim gugur dan musim semi.
File 28 hari untuk selamanya bisa diunduh secara gratis di sini :)
Dan sukses, frase-frase tersebut bikin saya penasaran, karena kisah yang dihasilkan memang sangat sederhana, indah, dengan kata-kata yang renyah, dan membuat banyak orang jatuh cinta, termasuk saya... :)
Check it out!
1.PADA SENJA INI
Kubangun rumah ini… untukmu: telaga hidupku
Dindingnya dari anyaman pelangi
Dan atapnya dari rinai hujan
Ruang dalamnya terang oleh pendar cahaya bintang
Dan dapurnya hangat oleh sinar matahari
Kelak, aku mau rumah ini jadi sebuah album
Tempat setiap lembaran kenangan tentang dirimu kusimpan
Sampai nanti. Sampai mati!
2.Mungkin kamu akan melupakan mereka yang pernah tertawa bersamamu, tetapi kamu tidak akan pernah bisa melupakan mereka yang pernah menangis bersamamu.
3.Bintang mungkin sebuah perlambang: bahwa yang sudah mati pun bisa terus bersinar dan terlihat indah dari kejauhan, bahkan setelah bertahun-tahun kemudian.
4. Berdua, bersamamu, sepanjang waktu, tentu saja anugerah terindah hidupku. Seperti matahari bagi bumi. Hujan bagi musim panas yang lengas. Kau akan jadi gula bagi kopi pahitku. Topping strawberry bagi secawan Sour Sally-ku.
5.Aku seperti ombak yang hanya surut sebentar, kemudian berdebur kembali dengan kekuatan yang lebih besar untuk memecah tebing yang memagari kita.
5. Dari manakah datangnya luka dan air mata? Aku tak tahu. Tapi dari hidup aku belajar merasakannya. Dan lama-lama aku pun terbiasa menikmatinya. Dari sanalah aku tahu bahwa luka yang paling pedih adalah ketika kita tahu apa yang kita mau tapi tak dapat meraihnya.
6. Padahal tak banyak yang aku mau. Aku cuma ingin kamu menjadi puisiku setiap malam. Baris-baris sajak yang bisa kutulis hingga dinihari berganti pagi. Itu saja. Tidak lebih.
7. Sometimes, in our lives, we all have pain, we all have sorrow. But, if we are wise, we know that there is always tomorrow.
8. Untuk menjatuhkan cinta kepada lebih dari satu orang, kau harus memiliki jiwa yang cukup besar untuk menampung dua hati. Perpisahan kita terjadi karena ketiadaan keduanya. Jiwamu tak cukup besar untuk menampung hatiku dan hatinya; sementara cintaku dan cintanya tak cukup kecil untuk bisa menempati satu ruang bersama-sama.
10. Pada masa-masa kita yang paling kelam sekalipun, bukankah selalu kukatakan kepadamu: bahwa aku hanya butuh menangis sehari, untuk kemudian siap menjaga hatimu lagi?
11. Bagiku hidup adalah sesuatu yang tenang tapi pada dasarnya riang di dalam hati. Aku ingin seperti kembang mawar yang tidak mentereng, tapi segar.Rumput hijau yang tidak mahal, tapi bersih.
12. Di masa ketika kita—karena iklan atau pun keserakahan—dipanasi hasrat untuk punya lebih banyak barang, atau punya yang lebih baru, aku lebih suka menatap wajahmu yang tenang, adem. Sejuk. Sederhana.
13. Mengapa kamu mencemaskan burung-burung yang cuma singgah sebentar di taman? Burung-burung itu toh tak menghisap nektar atau menyesap embun di pucuk-pucuk dedaunan. Mereka hanya sejenak menumpang teduh untuk kemudian terbang lagi entah ke mana. Usahlah kamu cemas pada yang sementara. Pada mereka yang hanya mampir dan tak benar-benar tinggal.
14. Bukan. Itu bukan karena kamu adalah nomor dua, tiga, empat atau yang kesekian. Ini bukan tentang siapa nomor berapa. Hidup toh bukan matematika dan statistik. Apalagi sekadar ranking.
15. Usahlah kamu semak hati. Sebab siapakah yang dalam hidup ini tak ingin bahagia. Aku? Kamu? Rasanya kita semua mendamba bahagia. Tapi apa sebenarnya bahagia. Proses atau tujuan?
16. Bahagiaku mungkin tak sama dengan bahagiamu. Tapi aku tak hendak memaksa. Kalau bahagiamu adalah melepasku, tak akan kusesali takdirku. Sebab aku pun tahu. Bagaimana kau akan melepaskanku kalau kamu tak pernah benar-benar memilikiku?
17. Mendung dan matahari datang silih berganti. Begitu juga pasang dan surut. Siang dan malam. Selalu ada dua sisi dalam kehidupan. Maka nikmatilah rasa bosanmu sama riangnya dengan rasa senangmu.
18. Sadari saja bahwa cinta kita bukan dari sejenis yang biasa. Sesuatu yang dipahami orang-orang sebagai kebersamaan. Matahari dan bulan toh tak pernah bersama dalam satu langit—di waktu yang sama. Tapi hidup ini membutuhkan mereka. Sebagaimana hidup kita memerlukan hujan dan panas. Musim gugur dan musim semi.
File 28 hari untuk selamanya bisa diunduh secara gratis di sini :)
Comments