Aku Suka Puisi Ini #2: Zarry Hendrik - Semoga Tidak Kamu Lagi
Ada rasa sedih saat melihatmu bahagia, bukan karna aku tidak ingin
kamu bahagia, melainkan karena bukan aku yang membahagiakanmu.
Itu menyakitkan. Seperti pukulan yang sebenarnya ingin buatku tersadar. Mungkin ini waktu untuk aku terpuruk. Supaya aku dapat melihat Tuhan memakaikan kenangan ini untuk buatku dipenuhi kesiapan. Sehingga doa dapat melahirkan semangat dan kemudian buatku bangkit.
Namun ketahuilah sebelum aku sudah tak lagi mencintaimu ini darahku mengalir membawa bayang-bayangmu, mengelilingi tubuhku, dan jantungku berdenting demi kau menari-nari di pikiranku.
Ada satu hal yang sampai hari ini masih membuat aku bangga menjadi aku, yaitu karena aku mampu terima kamu apa adanya.
Aku meminta ampun kepada Tuhan, sebab aku pernah berharap kalau suatu saat, ketika angin menghempasku hilang dari daya ingatmu, aku ingin tidak lagi menginjak bumi. Sebab hidup terasa bagaikan dinding yang dingin.
Aku harus menjadi paku. Kamu yang bagai lukisan dan cinta itu palunya. Memukul aku, memukul aku, dan memukul aku sampai aku benar-benar menancap kuat.
Pada akhirnya, semoga tidak kamu lagi yang aku lihat sebagai satu-satunya cahaya di dalam pejamku sebelum pulas.
Taken from this.
Itu menyakitkan. Seperti pukulan yang sebenarnya ingin buatku tersadar. Mungkin ini waktu untuk aku terpuruk. Supaya aku dapat melihat Tuhan memakaikan kenangan ini untuk buatku dipenuhi kesiapan. Sehingga doa dapat melahirkan semangat dan kemudian buatku bangkit.
Namun ketahuilah sebelum aku sudah tak lagi mencintaimu ini darahku mengalir membawa bayang-bayangmu, mengelilingi tubuhku, dan jantungku berdenting demi kau menari-nari di pikiranku.
Ada satu hal yang sampai hari ini masih membuat aku bangga menjadi aku, yaitu karena aku mampu terima kamu apa adanya.
Aku meminta ampun kepada Tuhan, sebab aku pernah berharap kalau suatu saat, ketika angin menghempasku hilang dari daya ingatmu, aku ingin tidak lagi menginjak bumi. Sebab hidup terasa bagaikan dinding yang dingin.
Aku harus menjadi paku. Kamu yang bagai lukisan dan cinta itu palunya. Memukul aku, memukul aku, dan memukul aku sampai aku benar-benar menancap kuat.
Pada akhirnya, semoga tidak kamu lagi yang aku lihat sebagai satu-satunya cahaya di dalam pejamku sebelum pulas.
Taken from this.
Comments
@raisha: silakan adek :)