#1 Hampa

Hampa itu aku.
Menunduklah sedikit dan lihat ke dalam dadaku. Hatiku seperti selongsong kosong tak berupa. Ditelanjangi oleh sebuah nama yang bernama kehilangan. Yang kau curi lagi. Remuk. Tepat setelah selesai kau perbaiki. Lengkap dengan jarum jahit yang kau jelujurkan dengan rapi tapi lupa kau cabut kembali. Meninggalkan lubang yang teronggok bersama penghuni baru yang tak ingin kukenal: sebongkah kenangan.

Sebongkah kenangan. Yang tega menggerogoti lukaku seperti belatung. Layaknya padang ilalang yang disetubuhi oleh belalang. Layaknya debu – halus – tapi membuatku buta. Adakah pisau yang lebih tajam untuk membunuhku selain kenanganmu, sayang?

Hampa itu aku.
Berjinjitlah sedikit dan tatap jauh ke dalam mataku. Apa yang kau lihat? Kamu. Bukan, bukan kamu. Aku hanya sedang melihat pelangi yang warnanya keunguan. Tapi ini malam hari, tak ada matahari, tak ada hujan. Hanya ada rembulan dan sang bintang fajar yang menyapa langit malu-malu. Persis kamu. Ya, kamu.

Lalu apa itu hampa? Hampa itu aku. Bukan, bukan aku. Tapi sesalku.

Aku yang membiarkan sang hati remuk. Bukan kamu.

Aku yang mengizinkan sang jarum bertengger di situ. Bukan kamu.

Dan aku yang semena-mena mengganti namamu dengan kehilangan. Bukan kamu.

Lalu apa itu hampa? Hampa itu memang sesalku. Yang menarik kenangan jauh lebih awal dari tempatnya bersemayam. Yang harusnya tak pernah ada. Belum. Jangan. Aku tak mau. Sungguh.

Comments

belleprincesse said…
suka bangeeeettt cha.. :D
smangat ya buat "7 hari menulis prosa" nya..
*padahal 30 hari pun icha bisa lho sebenernya.. :p
hehehe..
smangat2.. ^^
makasih fiqah :)
ini terealisasi karena motivasi dari fiqah juga lho :)

smangat juga untuk 30 hari menulis puisinya :)
wijiraharjo said…
Sip...iri sama icha yang dah punya keberanian buat memulai, saya juga pengen nulis, tapi semua ide cuman ada di otak..gag keluar ke tulisan..
iyaa ji, ini juga masih belajar. ayo jawab tantangan buat mentransformasikan yg ada di otak ke dalam tulisan ^^

i like your point of view too ^^

Popular Posts